Jambi AP — Sebelum tahun 1960-an, pada masa itu masyarakat Jambi belum mengenal yang namanya pasar tradisonal Angso Duo yang saat ini menjadi polemik soal pemindahan agen dan sub agen oleh pemerintah Kota Jambi.. Angso duo yang saat ini kita kenal sebagai pasar induk tradisional dan menjadi sentra pasar di Provinsi Jambi itu, sebelumnya pada tahun 60-an masyarakat jambi melakukan transaksi Sehingga Chan-pi atau Jambi telah ada dan dikenal pda abad 9 M. Berita China Ling Pio Lui (890-905 M) juga menyebutkan bahwa Chan-pi (Jambi) mengirim misi dagang ke China. Kata Jambi juga berasal dari Jambe yang merupakan sebutan pinang dalam bahasa Jawa (Sunda). Banyak orang memperkirakan bahwa kata tersebut merupakan asal-usul kata Jambi. InformasiJambi Budaya Melayu Coretan Yudi Wisata Jambi Cerita Rakyat Lagu Daerah Anak Jambi Galery Foto Daftar Hotel Di Jambi Link Exchange ini Profil ku. Blog. di Wednesday, May 05, 2010. Kisah Pasar Tradisional Angso Duo Jambi ~ Pasar Angso Duo merupakan pasar tradisional terbesar di Jambi. Pasar tradisional ini menjadi sandaran hidup 5. 5 Cerita Putri Cermin Cina. 1. Sejarah Asal-Usul Angso Duo. Angso Duo - Cerita Rakyat Dari Jambi. Pada masa itu Jambi masih menjadi bagian dari kerajaan Pagaruyung, yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Ada seorang puteri bernama Selaras Pinang Masak, yang bertempat tinggal di hulu sungai Batanghari. Angsoduo. Ado di kota Jambi.. Adek Cantik nak pegi kemano ? Cari-cari ado di muko serambi". Demikianlah lagu angso duo yang menjadi ingatan masyarakat Jambi. Kisah Angso duo adalah cerita Rakyat. Dua angsa yang kemudian bertemu. Dua sejoli yang kemudian bersepakat membangun hubungan percintaan. Nah. Tempat bertemunya duo angso yang kemudian Kaliini, Mendag Zulkifli Hasan memantau bapok di Pasar Angso Duo Jambi, Selasa (2/8/2022). Di pasar ini, terpantau sejumlah harga bapok sudah mulai turun. Hadir pada kegiatan ini Gubernur Jambi Benartidaknya kisah ini, wallahu alamkarena ini adalah hikayat turun temurun yang tetap hidup dalam masyarakat Jambi. Cerita rakyat asal usul Angso Duo versi lainnya: konon jaman dahulu kala sekitar tahun 1500an, hiduplah seorang raja kerajaan melayu yang bernama Orang kayo Itam yang sakti dan Pemberani (mungkin nama ini sekaligus IU85q. 100% found this document useful 1 vote888 views2 pagesDescriptionCerita Rakyat Sejarah Asal Usul Angso DuoCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote888 views2 pagesCerita Rakyat Sejarah Asal Usul Angso DuoJump to Page You are on page 1of 2 You're Reading a Free Preview Page 2 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Jambi - Angso Duo menjadi binatang yang melegenda dan sarat dengan nilai-nilai sejarah, utamanya sejarah terbentuknya "Tanah Pilih Pesako Betuah" Kota Jambi. Kini posisi penting sejarah dan seiring berkembangnya zaman, Angso Duo dituangkan lewat canting ke dalam motif batik khas Jambi yang diberi nama batik Angso Duo. Seperti apa filosofi Angso Duo yang dituangkan menjadi batik? Berdasarkan catatan sejarah, Kepala Museum Negeri Jambi, Leni Nurleni menyebutkan, Angso Duo identik dengan Orang Kayo Hitam dan Tanah Pilih. Pada era kerajaan Jambi, saat itu Orang Kayo Hitam adalah pemegang keris Siginjei dan berhasil mengalahkan Temenggung Merah Mato. Menikahi Perawan dengan Mahar Rp300 Ribu, Apa Kabar Kakek Badu? Isak Tangis Keluarga Sambut Jenazah Agung Hercules di Rumah Duka Kisah Jodi Bocah Pemungut Cengkih di Kuningan Menimba Ilmu Berbekal Semangat Usai mengalahkan temenggung tersebut, Orang Kayo Hiyam kemudian menikah dengan Mayang Mangurai, putri dari Temenggung Merah Mato. Setelah menikah, keduanya pun berusaha menemukan daerah pilihan untuk dijadikan kerajaan dengan cara mengikuti sepasang angsa milir di Sungai Batanghari. Kemudian setelah milir, Angso Duo ini naik ke darat untuk mandi tanah mupur dan menghilang tepatnya di Kota Jambi, kini kawasan yang didatangi sepasang angsa itu berdiri Masjid Agung Al-Falah. Sehingga, sesuai pesan temenggung Merah Mato, di mana angsa tersebut berhenti, maka di situ lah tempat yang dipilih untuk mendirikan kerajaan Tanah Pilih. "Karena sejarahnya Angso Duo tadi, maka mendorong perajin batik membuat motif Angso Duo ke dalam khazanah batik sebagai simbol daerah Jambi. Angso duo ini menjadi milik bersama, sehingga pencipta motif ini hingga kini tidak diketahui siapa," kata Leni kepada Kamis 1/8/2019. Motif batik Angso Duo, kata Leni, tergolong motif fauna yang melegenda dan sarat dengan nilai sejarah. Selain sejarah, motif ini memiliki kandungan pesan yang cukup mendalam, yakni nilai kegigihan dan kesabaran dalam berusaha. Serta nilai keselarasan antara sesama makhluk ciptaan Tuhan. Selain itu, nilai yang terkandung dalam motif Angso Duo ini kata Leni, adalah keselarasan antara manusia dan binatang untuk saling menghormati sesama makhluk. Termasuk kepada binatang. "Binatang memang tidak dikaruniai akal, tapi binatang memiliki insting yang tingggi, termasuk angsa. Dan berkat instingnya itu binatang bisa membaca tanda-tanda alam," kata Leni seraya menambahkan, selain batik, Angso Duo juga menjadi lambang untuk Kota Jambi. Sedangkan dalam motif batik Angso Duo yang amati, terlihat untuk motif utama dari gambar Angso Duo tersebut, dikombinasikan dengan gambar pendukung seperti gambar-gambar garis melengkung dan gambar bunga. Hal itu menjadi daya tarik tersendiri bagi penyuka batik. "Suka dengan motifnya, lebih menonjol kedaerahannya, orang Jambi pasti tahu sejarah Angso Duo. Dan juga dengan kita memakai batik motif lokal bisa mengangkat perajin batik lokal juga," kata Vita Putri, warga Kota Jambi saat memilih batik di salah satu gerai batik di kawasan Simpang Pulai, Jambi. Ada banyak cerita rakyat dari Jambi yang menarik tuk dibaca, salah satunya adalah Angso Duo. Bila penasaran dengan legenda tersebut, langsung saja baca artikel ini. Cerita rakyat Angso Duo berasal dari Jambi. Secara harfiah, Angso Duo artinya dua angsa. Kamu sudah pernah membaca kisah lengkapnya?Secara singkat, cerita rakyat ini mengisahkan tentang Rangkayo Hitam dan istrinya yang melakukan perjalanan untuk menemukan tempat kekuasaan baru. Mereka mengikuti dua angsa yang berenang di atas Sungai bagaimana kisah selengkapnya dari cerita rakyat Jambi Angso Duo ini? Berhasilkah mereka menemukan tempat kekuasaan baru? Tak perlu berlama-lama lagi, yuk, langsung saja simak artikel ini!Cerita Rakyat Angso Duo dari Jambi Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang raja bernama Rangkayo Hitam. Ia adalah raja yang sakti dan sangat pemberani. Pada suatu hari, Rangkayo Hitam menikah seorang putri yang cantik jelita dari Temenggung Merah Mato, Sumatera Barat. Putri itu bernama Mayang Mangurai. Mereka mengadakan pesta pernikahan yang sangat besar dan mewah. Tamu dari berbagai negeri pun turut memeriahkan pesta pernikahan. Namun, di antara semua barang mewah, ibu Putri Mayang Mangurai justru memberikan sepasang angsa jantan dan betina serta perahu kajang lako sebagai hadiah pernikahan putrinya. “Anakku, kuberikan kalian sepasang angsa dan perahu kajang lako ini. Jagalah baik-baik,” ucap ibunda Putri Mayang. “Untuk apa ibu memberi kami sepasang angsa?” ucap Putri Mayang penasaran. “Nanti, usai pernikahan, datanglah ke ibu dengan membawa kedua angsa ini. Ibu akan memberi tahu maksud dari semua ini,” ucap sang ibu. Setelah pergelaran pesta pernikahan selesai, Rangkayo Hitam dan istrinya menemui sang ibu di Temenggung Merah Sato. Lalu, mereka bertanya, apa kegunaan dari sepasang angsa itu. Sang ibu pun menjawab, “Lepaskanlah sepangsa angsa ini ke Sungai Batanghari. Lalu, dengan perahu kajang lako, kalian ikutilah ke mana pun mereka pergi. Bila angsa itu berhenti dan membuat sarang untuk bertelur, maka lokasi itu adalah tempat untuk kalian membentuk kerajaan baru.” Menyusuri Sungai Batanghari Rangkayo Hitam pun menuruti perkataan ibu mertuanya. Keesokan harinya, ia dan sang istri melepas sepasang angsa ke sungai Batanghari. Mereka lalu mengikuti kedua angsa itu menggunakan perahu kajang lako. Kedua angsa itu terus berenang menyusuri sungai Batanghari. Hujan dan badai pun mereka tetap menerjangnya. Berhari-hari menyusuri sungai Batanghari yang luas dan panjang itu, tak ada tanda-tanda kedua angsa hendak menepi. Putri Mayang Mangurai hampir saja menyerah. Ia tak kuasa terlalu lama terombang-ambing di sungai. Namun, Rangkayo hitam selalu menguatkan istrinya. Setelah berhari-hari di sungai, akhirnya kedua angsa itu berhenti dan menepi di sebuah tempat yang teramat luas. Lalu, Rangkayo Hitam dan istrinya mulai membuat negeri dan kerajaan baru yang mereka beri nama Negeri Jambi. Rangkayo Hitam menjadi Raja Jambi dan Putri Mayang Mangurai adalah ratunya. Baca juga Cerita Rakyat Putri Satarina dan Tujuh Bidadari dari Sulawesi Tenggara & Ulasannya, Kisah Kebaikan Hati Seorang Gadis Unsur Intrinsik Kamu suka cerita rakyat singkat Angso Duo dari Jambi di atas? Ceritanya menarik, kan? Nah, sekarang saatnya kamu mengulik unsur intrinsik dari legenda ini. Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut ulasan singkatnya; 1. Tema Tema atau inti cerita rakyat Angso Duo dari Jambi ini adalah tentang pencarian tempat kekuasan. Uniknya, mereka menentukan daerah kekuasaan baru dengan cara melepas sepasang angsa. 2. Tokoh dan Perwatakan Ada dua tokoh utama dari cerita rakyat ini. Mereka adalah Rangkayo Hitam dan Putri Mayang Mangurai. Kedua tokoh tersebut tak terlalu dikembangkan karakternya. Namun, dari kisah singkat legenda ini, dapat ditarik kesimpulan kalau Rangkayo Hitam memiliki sikap pemberani dan bijaksana. Ia sanggup menguatkan sang istri ketika tak kuasa bertahan saat terombang-ambing di sungai Batanghari. 3. Latar Untuk membangun cerita, ada beberapa latar tempat yang digunakan legenda Angso Duo dari Jambi ini. Beberapa di antaranya adalah Sumatera Barat, sungai Batanghari, dan Negeri Jambi. Hanya saja, cerita ini tak menyebutkan asal Rangkayo Hitam dan kerajaan awal yang ia pimpin. 4. Alur Cerita Rakyat Angso Duo dari Jambi Alur dari legenda ini adalah maju atau progresif. Cerita berawal dari diadakannya pernikahan Rangkayo Hitam dan Putri Mayang Mangurai. Mereka mendapatkan hadiah berupa sepasang angsa jantan dan betina, serta perahu kajang lako dari ibunda Putri Mayang Sari. Ternyata, sang ibu menghadiahkan angsa dan perahu karena tujuan tertentu. Ia ingin Rangkayo Hitam dan istrinya melepas kedua angsa itu ke sungai Batanghari. Kemudian mereka harus mengikutinya menggunakan perahu kajng lako. Bila kedua angsa itu berhenti dan membuat sarang, maka lokasi itu akan menjadi tempat kekuasaan baru Rangkayo Hitam dan istrinya. Singkat cerita, setelah terombang-ambing selama berhari-hari di sungai Batanghari, mereka akhirnya menemukan lokasi kerajaan baru yang mereka beri nama Negeri Jambi. 5. Pesan Moral Kira-kira, pesan moral apa yang bisa kamu petik dari dongeng asal Jambi ini? Dari Rangkayo Hitam dan istrinya, belajarlah untuk mematuhi perintah orang tua. Mereka mematuhi perintah sang ibu hingga akhirnya menemukan tempat kekuasaan baru. Selain itu, kisah ini juga mengandung pesan moral lainnya, yaitu jangan mudah menyerah dalam meraih mimpi. Meski harus melewati sungai Batanghari selama berhari-hari, Rangkayo Hitam dan istrinya tak pernah menyerah. Sehingga mereka pun akhirnya mendapatkan tempat kekuasaan baru. Selain unsur instrinsik, cerita rakyat ini juga memiliki unsur ekstrinsik. Di antara unsur ekstrinsiknya adalah nilai ketuhanan, sosial, budaya, dan moral dari lingkungan di sekitar. Baca juga Cerita Rakyat Asal-Usul Kota Pandeglang dan Ulasan Lengkapnya, Sebuah Pelajaran Untuk Tidak Serakah dan Iri Hati Fakta Menarik Sebelum mengakhiri artikel ini, ada fakta menarik yang sayang untuk kamu lewatkan. Apa sajakah itu? Yuk, simak langsung ulasan berikut; 1. Ada Versi Lain Cerita rakyat pada umumnya memang memiliki beragam versi. Begitu pun dengan legenda Angso Duo. Berikut versi lainnya; Konon, ada sebuah Negeri Pagaruyung yang dipimpin oleh Kerajaan Majapahit. Di negeri tersebut, tinggallah seorang putri cantik bernama Selaras Pinang Masak. Ia tinggal di hulu sungai Batanghari. Ia melarikan diri dari Negeri Pagaruyung karena enggan tunduk pada kekuasaan Majapahit. Dalam perjalanannya, ia mendapat petuah untuk melepaskan dua ekor angsa di sungai Batanghari. Lalu, ia hrus mengikuti ke mana pun perginya angsa itu. Sesuai petuah itu, ia pun melepaskan dua ekor angsa jantan dan betina dan mengikuti mereka. Setelah berhari-hari, pada akhirnya dua ekor angsa itu berhenti dan membuat sarang di sebuah tempat yang lapang. Tempat itu lalu menjadi tempat tinggal Putri Selaras Pinang Masak. Bersama kedua angsa ajaib itu, ia membangun negeri dan kerajaan. Ia menamai tempat tinggal barunya Negeri Jambi. Banyak wanita dari Negeri Pagaruyung yang kemudian pindag ke Negeri Jambi untuk menjadi rakyat Putri Pinang Masak. 2. Jambi Disebut Tanah Pilih Meski memiliki beberapa versi, inti dari legenda Angso Duo ini tetap sama, yaitu mengikuti dua angsa yang berenang di sungai Batanghari untuk menemukan tempat kekuasaan baru. Konon, itulah kenapa Kota Jambi juga kerap disebut Tanah Pilih. Sebab, Jambi adalah tanah yang dipilih kedua angsa atau Angso Duo itu. 3. Ada Batik Angso Duo Sumber iwearbatik Kisah Angso Duo terbilang melegenda dan sarat akan nilai sejarah di Jambi. Dari sejarang Angso Duo, pengrajin batik dari daerah Jambi pun membuat batik motif Angso Duo. Menurut pengrajin batik asal Jambi bernama Leni, dilansir dari motif batik Angso Duo tergolong motif fauna yang melegenda. Selain itu, motif batik tersebut juga sarat akan nilai sejarah. Ada pesan yang terkandung pula dalam motif Angso Duo, yaitu nilai kegigihan, kesabaran, dan keselarasan antara sesama makhluk hidup. Baca juga Dongeng tentang Persahabatan Buaya dan Burung Penyanyi dan Ulasan Menariknya, Sebuah Pelajaran untuk Tidak Berkata Sembarangan Sudah Puas dengan Cerita Rakyat Angso Duo dari Jambi Ini? Demikianlah cerita rakyat Angso Duo yang berasal dari Jambi ini. Kamu suka dengan kisah singkatnya nggak, nih? Kalau suka dan cukup puas dengan ulasan yang kami paparkan di atas, bagikan artikel ini ke teman-temanmu, ya. Supaya temanmu juga menambah wawasan mereka tentang budaya Jambi. Nah, buat yang pengen baca cerita rakyat lainnya, langsung saja kunjungi kanal Ruang Pena di Ada banyak kisah yang bisa kamu pilih, seperti legenda Tangkuban Perahu, cerita Sidang Belawan dari Lampung, kisah asal Mula Kotabumi, dan masih banyak lagi. Selamat membaca! PenulisRinta NarizaRinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri. Banyak sekali kisah atau legenda yang berkembang di Indonesia. Salah satunya yang bisa kamu simak adalah cerita rakyat Si Kelingking yang berasal dari Jambi ini. Penasaran seperti apa? Mending cek selengkapnya di bawah ini!Kamu mungkin kurang familier dengan cerita rakyat Si Kelingking asal Jambi ini. Nah, karena tak kenal maka tak sayang, tidak ada salahnya kalau kamu membaca kisah nusantara yang satu yang satu ini cocok banget, kok, dijadikan hiburan. Terlebih lagi, tidak hanya sekadar menghibur, tetapi ada pesan moral yang bisa kamu dapatkan setelah artikel ini, kamu tidak cuma bisa membaca cerita lengkapnya saja, lho. Nanti, akan ada juga penjelasan singkat mengenai unsur-unsur intrinsik dan fakta menarik dari cerita rakyat Si Kelingking asal Jambi ini. Daripada kebanyakan basa-basi, langsung saja baca kisahnya Rakyat Si Kelingking Asal Jambi Sumber Gambar Rumah Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri yang tinggal di sebuah dusun di Negeri Jambi. Pasangan tersebut sudah sangat lama menikah. Sayangnya, mereka belum juga diberi keturunan. Mereka sudah mengupayakan segala cara untuk mendapatkan anak. Namun, keinginan tersebut tetap saja belum bisa terwujud. Di tengah keputusasaannya, mereka semakin mendekatkan diri pada Tuhan dan berdoa. Isi doanya kira-kira demikian “Tuhan, kami ini sudah lama menikah, tapi belum juga diberikan seorang keturunan. Karuniakanlah seorang anak kepada kami. Meskipun hanya sebesar kelingking, kami akan menerimanya.” Benar saja, beberapa bulan kemudian, sang istri hamil. Akan tetapi, suaminya menyangsikan hal tersebut karena sang istri sudah cukup berumur. Terlebih lagi, tidak ada tanda-tanda kehamilan yang terlihat. Walaupun demikian, istrinya tetap bersikeras kalau ia hamil. Perasaannya sebagai wanita yang mengatakan hal tersebut. Ia juga merasakan kalau di dalam perutnya seperti ada sesuatu yang bergerak. “Kenapa abang masih tidak percaya kalau aku hamil? Bukankah kita dulu meminta pada Tuhan untuk diberikan seorang anak meskipun itu sekecil jari kelingking?” katanya. “Ya, Istriku. Kamu mungkin benar. Bisa saja kehamilanmu ini tidak terlihat karena anak kita memang sebesar jari kelingking,” pasrah sang suami. Kelahiran Si Kelingking Tidak terasa, sembilan bulan telah berlalu. Sang istri kemudian melahirkan seorang anak laki-laki yang besarnya hanya sejari kelingking. Meskipun begitu, pasangan tersebut tetap merasa bahagia karena doanya untuk memiliki anak telah terkabul. Suami istri ini kemudian menamai anaknya Si Kelingking sesuai dengan ukuran tubuhnya. Mereka merawat dan membesarkan anak lelakinya itu dengan penuh kasih sayang. Hari berganti hari dan tahun berganti tahun. Si Kelingking kini telah menjadi seorang pemuda meskipun tubuhnya masih tetap kecil. Keadaan fisiknya tersebut tidak menjadikan halangan. Walau tubuhnya kecil, ia tetap bisa membantu kedua orang tunya untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Pemuda itu juga tidak merasa rendah diri karena memiliki fisik berbeda dari yang lain. Ia benar-benar menerimanya dengan ikhlas. Lagi pula, ia tahu bagaimana perjuangan kedua orang tuanya untuk mendapatkan dirinya. Baca juga Legenda Asal Usul Danau Malawen dan Ulasannya, Sebuah Imbauan untuk Mendengarkan Nasihat Kedua Orang Tua Kedatangan Nenek Gergasi Sumber YouTube – TV Anak Indonesia Hingga pada suatu hari, Negeri Jambi kedatangan seorang perusuh bernama Nenek Gergasi. Konon, wanita tua ini adalah hantu pemakan apa saja yang memiliki detak jantung, termasuk manusia. Hal tersebut tentu saja membuat para warga resah. Orang-orang tidak ada yang berani keluar karena takut dimakan oleh Nenek Gergasi. Karena keadaan menjadi semakin genting, raja kemudian menyuruh semua rakyatnya untuk mengungsi, termasuk keluarga Si Kelingking. “Anakku, cepatlah bersiap-siap! Kita harus segera pindah ke tempat yang lebih aman,” kata ayahnya. Bukannya segera bersiap, pemuda tersebut malah terdiam dan termenung sejenak. Melarikan diri seperti ini bukanlah cara yang tepat. Kalau ingin aman, maka nenek itulah yang seharusnya diusir, begitulah batinnya dalam hati. “Ayah… sepertinya aku tidak akan ikut mengungsi. Biarkan aku tinggal di sini saja,” katanya. “Kamu yakin? Memangnya kamu tidak takut dimakan Nenek Gergasi?” tanya ayahnya. “Ayah tidak perlu khawatir. Aku akan mengusir wanita tua pengganggu itu,” ucapnya. Hal itu tentu saja membuat ayahnya ragu, bagaimana anaknya yang sekecil itu bisa mengalahkan Nenek Gergasi. Si Kelingking kemudian menjelaskan karena ukuran tubuhanya yang kecil ini akan lebih memudahkan rencananya. Ia hanya meminta tolong ayahnya membuatkan lubang untuk tempat sembunyi. Dirinya pun berjanji akan memberitahukan pada semuanya jika sudah berhasil mengusir nenek tua itu. Menjalankan Rencana Para warga, termasuk ayah dan ibunya, sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman. Si Kelingking tinggal sendirian di desa dan bersembunyi di sebuah lubang yang telah dibuatkan oleh sang ayah. Saat hari sudah menjelang malam, Nenek Gergasi pun datang ke desa tersebut untuk menyantap manusia. Namun setibanya di sana, ia merasa heran karena desa ini begitu sepi. “Wahai manusia, di mana kalian? Aku sudah sangat lapar sekali ingin segera memakan kalian!” serunya dengan nada sedikit marah. Walau sedikit takut, Si Kelingking memberanikan diri untuk menjawabnya. “Aku di sini, Nenek Tua.” Nenek tua tersebut celingukan mencari sumber suara, tapi tidak kunjung menemukan sosok Si Kelingking. Nenek Gergasi berteriak lebih keras dan dibalas oleh pemuda itu dengan tak kalah kerasnya. Wanita ini mulai ketakutan. Ia mengira ada orang sakti yang akan memusnahkannya. Selang beberapa detik kemudian, Kelingking pun berkata, “Kemarilah, Nek. Aku juga lapar sekali. Sepertinya memakan dagingmu sudah cukup membuatku kenyang.” Mendengar perkatan tersebut tentu saja membuat Nenek Gergasi berlari ketakutan. Karena tidak memperhatikan jalan, ia kemudian jatuh ke dalam jurang dan mati. Setelah merasa semuanya aman, Si Kelingking keluar dari tempat persembunyiannya. Ia kemudian pergi menemui orang tuanya untuk menyampaikan kabar baik ini. Setelah itu, warga desa berbondong-bondong untuk kembali ke rumah masing-masing. Baca juga Kisah Abu Nawas tentang Pesan Bagi Para Hakim dan Ulasan Menariknya, Pelajaran untuk Selalu Profesional dalam Bekerja Dipanggil oleh Raja Sumber Pahamify Setelah Nenek Gergasi musnah, kehidupan para warga kembali normal. Mereka sudah tidak takut lagi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Orang-orang juga sangat berterima kasih kepada Si Kelingking karena berani mengusir nenek pengganggu itu. Berita mengenai Si Kelingking yang mengusir Nenek Gergasi sampai juga ke telinga sang raja. Setelah itu, raja menyuruh beberapa pengawal untuk membawa pemuda ke hadapannya. Tak berapa lama kemudian, pemuda itu datang bersama dengan kedua orang tuanya. “Wahai, anak muda. Apakah benar engkaulah yang sudah mengusir Nenek Gergasi dari desa?” tanya sang raja. “Benar, Baginda. Hamba tidak mungkin berbohong pada Baginda,” jawabnya sopan. “Baiklah kalau begitu, aku memercayai apa yang engkau katakan. Namun jika engkau ketahuan berbohong dan si nenek kembali, maka siap-siap saja engkau kujadikan makanan tikus miliki putriku,” ancam sang raja. “Ampun, Baginda. Apabila memang terbukti berbohong, hamba siap menerima hukuman tersebut. Namun jika benar, hamba ingin dijadikan panglima istana,” kata Si Kelingking. Syarat yang diajukan oleh pemuda itu tentu saja sangat berat. Namun mengingat mengusir Nenek Gergasi tidaklah muda, raja menyanggupi permintaan tersebut. Setelah itu, Kelingking dan kedua orang tuanya kemudian pulang ke rumah. Diangkat Menjadi Panglima Dalam perjalanan pulang, Si Kelingking merasa cemas luar biasa. Ia merasa ragu karena dirinya tidak melihat sendiri Nenek Gergasi yang jatuh ke jurang. Beberapa waktu kemudian ketika kembali dari ladang, Si Kelingking dan ayahnya menemukan melihat jasad Nenek Gergasi di jurang. Seketika itu juga, pemuda itu merasa lega karena si nenek tidak akan pernah kembali mengganggu lagi. Bersama dengan ayah dan beberapa saksi mata, laki-laki muda itu menghadap raja untuk membuktikan itu semua. Raja yang teguh memegang janji itu kemudian mengangkat pemuda itu sebagai panglima kerajaannya. Walau memiliki tubuh yang kecil, Si Kelingking dapat mengerjakan tugasnya dengan baik. Beberapa bulan kemudian, ia memiliki keinginan untuk memiliki seorang istri. Laki-laki bertubuh kecil itu mengutarakan niat tersebut kepada orang tuanya. Ia meminta untuk mereka melamar putri raja untuknya. Hal ini tentu saja membuat orang tuanya terkejut. Bagaimana mungkin mereka yang rakyat biasa berani melamar anak raja? Orang tuanya tentu saja enggan melakukannya. Si Kelingking pun terus mendesak. Mau tidak mau, kedua orang tuanya setuju dan memberanikan diri melamar sang putri. Baca juga Cerita Rakyat Ular Kepala Tujuh dari Bengkulu & Ulasan Menariknya, Bukti Kerendahan Hati dan Keberanian Bisa Mengalahkan Kekejian Perihal Lamaran Sumber YouTube – TV Anak Indonesia Keesokan harinya, kedua orang tua Si Kelingkin pergi menghadap raja dan menyampaikan maksud kedatangan mereka. Seperti yang sudah diduga, tentu saja raja mencaci mereka. “Anak kalian memang tidak tahu diuntung. Diberi sejengkal, minta sedepa. Aku sudah memberikan jabatan tinggi untuknya, tapi sekarang ia meminta anakku? Yang benar saja!” hardik sang raja. Karena tahu ini akan terjadi, orang tua pemuda itu hanya bisa diam dan menerima. Mereka lalu pulang dan mengatakan hal tersebut pada anaknya. Rupanya Si Kelingking adalah seorang yang gigih. Penolakan tersebut tidak membuatnya putus asa. Ia lalu meminta sang ibu untuk menemaninya menemui sang raja. Ia akan mengatakan lamarannya secara langsung. “Ampun, Baginda. Baginda mungkin sudah tahu bahwa maksud kedatangan hamba ke mari adalah untuk meminang putri Baginda. Maka dari itu, izinkanlah hamba menikahi sang putri.” Raja tentu saja ingin melampiaskan amarahnya, tapi sang putri buru-buru mendahului ayahnya berbicara. Katanya, “Ampun, Ayahanda. Perkenankanlah Ananda menerima lamaran ini. Ananda bisa menerima Si Kelingking apa adanya.” Perkataan sang putri tentu saja membuat raja terkejut. Raja bahkan menanyakannya sampai berulang kali dan mengatakan kalau di luar sana masih ada laki-laki yang lebih baik dan gagah dari Kelingking. Namun, jawaban putri tetaplah sama. Ia bersedia menikah dengan pemuda bertubuh mungil itu. Kalau sudah begini, sang raja tidak dapat melakukan apa pun selain merestuinya. Pernikahan dan Kerajaan Baru Pesta pernikahan putri raja dan Si Kelingking diadakan dengan begitu meriah. Sayangnya, banyak sekali warga yang bergunjing dan mengatakan kalau pasangan itu tidak serasi. Tak sedikit pula yang mengatakan kalau sang putri mau menerima pemuda itu hanya karena balas budi karena membuat keadaan kembali aman setelah mengusir Nenek Gergasi. Akan tetapi, pasangan pengantin itu tak ambil pusing. Setelah semua acara selesai, sang raja kemudian membekali pasangan baru tersebut sebagian wilayah kerajaan, beberapa pengawal, dan banyak harta benda. Baginda menyuruh mereka untuk membangun kerajaan sendiri. Kehidupan pernikahan Si Kelingking berjalan dengan baik. Hanya saja, terkadang si putri merasa jengkel karena suaminya itu sering pergi tanpa pamit. Anehnya, setiap kali sang suami pergi, ada seorang pemuda gagah yang datang menemuinya. Kata pemuda itu, “Wahai Putri, ke mana suamimu Si Kelingking?” Sang putri menjawab kalau suaminya sedang pergi. Sang pemuda kemudian meminta izin untuk masuk ke dalam rumah. Karena itu melanggar adat, tentu saja sang putri tidak mengizinkannya. Dengan penolakan tersebut, pemuda tersebut kemudian pergi. Baca juga Legenda Watu Maladong dari Nusa Tenggara Timur, Batu Sakti yang Menyuburkan Sumba, Beserta Ulasan Menariknya Jati Diri Kelingking yang Sebenarnya Sumber YouTube – TV Anak Indonesia Kesabaran Putri Raja sepertinya sudah mulai menipis menghadapi kelakuan Si Kelingking yang sering menghilang. Kemudian pada suatu malam, ia pura-pura tertidur. Saat mendapati istrinya tidur, laki-laki itu lalu mengendap-endap pergi. Ia tidak tahu kalau sang istri membuntutinya dari jauh. Ternyata, Si Kelingking pergi ke sebuah sungai tak jauh dari rumahnya. Setibanya di sana, ia lalu membuka pakaian dan berendam di sungai tersebut. Tak berapa lama kemudian, muncullah pemuda gagah dari sungai. Dari kejauhan, sang istri tentu saja terkejut melihatnya. Pemuda itu adalah orang yang sering menemuinya ketika suaminya diam-diam pergi. Sekarang, sadarlah wanita itu kalau laki-laki gagah yang sering menemuinya adalah sang suami. Tanpa pikir panjang, ia lalu mengambil pakaian yang ditanggalkan suaminya lalu membawanya pulang untuk dibakar. Keesokan harinya, pemuda gagah itu kembali menemui sang putri. Karena tidak diizinkan masuk, ia lalu pergi lagi. Namun tak lama kemudian, ia datang kembali. Katanya, “Tolong izinkan aku masuk. Aku adalah Si Kelingking suamimu. Diriku tidak bisa lagi kembali ke wujud asliku karena seseorang mencuri pakaianku,” adunya. “Aku melakukan semua ini hanya untuk menguji kesetiaanmu padaku. Maafkan aku, Istriku,” lanjutnya. Setelah itu, Putri Raja mengaku kalau dirinyalah yang mengambil lalu membakar pakaian itu. Hal itu dilakukannya supaya sang suami tidak usah diam-diam pergi lagi untuk berganti wujud. Akhir cerita, pasangan ini semakin bahagia menjalani kehidupan pernikahannya. Si Kelingking juga dapat memimpin kerajaannya dengan baik. Baca juga Legenda Si Penakluk Rajawali Asal Sulawesi Selatan dan Ulasan Menariknya, Pelajaran Berharga tentang Ketulusan Unsur-unsur Intrinsik dari Cerita Rakyat Si Kelingking Asal Jambi Sumber Peta Tematik Indonesia Legenda Si Kelingking dari Jambi ini cukup panjang, ya? Meskipun begitu tetap seru untuk dibaca, kan? Nah berikutnya, kamu bisa menyimak penjelasan singkat tentang unsur-unsur intrinsik yang membangun kisah tersebut. 1. Tema Kamu mungkin sudah bisa menebak tema apa yang diusung oleh cerita rakyat Jambi berjudul Si Kelingking ini. Ya, benar. Temanya adalah tentang jangan meremehkan seseorang karena penampilan fisiknya semata. 2. Tokoh dan Perwatakan Ada beberapa tokoh dalam cerita rakyat Si Kelingking berasal dari daerah Jambi ini yang diulas lebih dalam. Tokoh-tokoh tersebut adalah orang tua Kelingking, si Kelingking, Raja, dan Putri Raja. Orang tua Si Kelingking adalah orang yang tabah dan tidak mudah putus asa. Mereka juga begitu menyayangi anaknya meski memiliki fisik yang berbeda dari yang lain. Berikutnya, ada si Kelingking yang tidak rendah diri karena berbeda dari orang lain. Ia juga pribadi yang pemberani dan pantang menyerah untuk mendapatkan apa yang dimau. Di urutan ketiga, yaitu sang raja. Ia sebenarnya adalah ayah yang baik dan mau memberikan yang terbaik untuk putrinya. Hanya saja, terkadang ia sedikit kasar dan mudah marah. Dan yang terakhir adalah putri raja. Wanita ini memiliki kepribadian yang baik dan bijak. Ia mau menerima Si Kelingking apa adanya dan bersedia menikah dengannya. 3. Latar dari Cerita Rakyat Jambi Si Kelingking Secara umum, latar tempat dari kisah tersebut adalah daerah Jambi. Nah untuk lebih spesifiknya, sudah disebutkan beberapa di atas, yaitu desa Si Kelingking, jurang, kerajaan, dan sungai. 4. Alur Sementara itu, alur dari cerita rakyat si Kelingking ini menggunakan progresif atau maju. Kisahnya dimulai dari kelahiran Si Kelingking yang sudah didambakan oleh orang tuanya selama berpuluh-puluh tahun. Meskipun memiliki tubuh sebesari jari kelingking, tapi ia tetap tumbuh dengan baik. Setelah dewasa, dengan keberaniannya pemuda tersebut mengusir Nenek Gergasi yang mengganggu ketenteraman warga desa. Setelah itu, ia diangkat menjadi panglima kerajaan. Ceritanya tidak berhenti di situ saja. Ia kemudian ingin melamar sang putri untuk dijadikan istri. Walau awalnya tidak mudah, tapi dirinya berhasil memperistri putri raja. Di akhir cerita, ternyata Si Kelingking merupakan seorang pemuda yang gagah dan tampan. Ia dan istrinya hidup bahagia di kerajaan barunya. 5. Pesan Moral dari Cerita Rakyat Jambi Si Kelingking Dari cerita rakyat Si Kelingking asal daerah Jambi ini, kamu bisa mengambil pelajaran hidup yang berharga. Salah satunya adalah jangan berputus asa untuk mendapatkan sesuatu. Tunjukkan kegigihanmu, maka kamu akan mendapatkannya. Selanjutnya, jangan pernah menilai seseorang hanya karena fisiknya semata. Setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Amanat terakhir dari cerita rakyat Jambi berjudul Si Kelingking ini adalah jangan merasa rendah diri karena memiliki fisik yang berbeda dari yang lain. Tidak seharusnya kekuranganmu menghentikan langkah untuk mendapatkan apa yang kamu mau. Selain unsur-unsur intrinsiknya, jangan lupakan juga unsru ekstrinsik yang membangun kisah tersebut. Unsur ekstrinsik ini biasanya berhubungan dengan nilai moral, sosial, dan budaya. Baca juga Kisah Suri Ikun dan Dua Burung Beserta Ulasan Menariknya, Dongeng Adik Bungsu yang Dibenci oleh Kakak-Kakaknya Fakta Menarik tentang Cerita Rakyat Jambi Si Kelingking Sumber Youtube – Multi Media Setelah menyimak ulasan mengenai unsur-unsur ekstrinsiknya, berikut ini ada fakta menarik dari legenda si Kelingking yang sayang kalau di lewatkan. 1. Versi Lain dari Cerita Rakyat Jambi Si Kelingking Kalau dalam versi yang satu ini, kisah awalnya sama, yaitu ada pasangan yang sudah menikah lama, tapi tak kunjung mendapatkan anak. Setelah itu mereka berdoa memohon untuk mendapatkan keturunan meski hanya sebesar jari kelingking. Mereka bahagia sekali ketika Si Kelingking lahir. Sayangnya ketika semakin dewasa, ia memiliki nafsu makan yang sangat besar. Hal itu tentu saja membuat orang tuanya yang hidup pas-pasan kewalahan. Hingga pada suatu hari, orang tuanya memutuskan untuk menyingkirkan anaknya. Sang ayah lalu mengajaknya ke hutan. Pria tua itu menebang pohon besar lalu diarahkan pada anaknya supaya mati. Setelah itu, ia pulang ke rumah dengan perasaan lega karena anaknya sudah tertimpa pohon. Namun alangkah terkejutnya dirinya karena pada malam harinya, sang anak tiba di rumah dengan membawa pohon besar itu dan berlaku seolah tidak terjadi apa-apa. Tak berhenti di situ, pasangan tua itu berbagai cara untuk menyingkirkannya, tapi tak pernah berhasil. Akhirnya, mereka menyerah dan menerima keadaan anaknya dengan lapang dada. Si Kelingking lalu memanfaatkan kekuatannya untuk melakukan pekerjaan berat lainnya. Dari situ, ia mendapatkan uang sendiri untuk biaya makannya yang besar dan masih bisa membantu orang tuanya. Baca juga Cerita Rakyat Batu Ajuang Batu Peti dan Ulasan Menariknya, Kebohongan yang Membuat Kapal Berubah Menjadi Batu Kagum Membaca Cerita Rakyat Si Kelingking dari Jambi di Atas? Demikianlah tadi kisah lengkap, penjelasan unsur intrinsik, serta fakta menari dari cerita rakyat Si Kelingking yang bisa kamu simak di sini. Bagaimana? Semoga kamu terhibur dengan ceritanya dan mendapatkan pengetahuan, ya! Tak hanya legenda Si Kelingking asal Jambi, masih banyak juga cerita rakyat dari daerah lain yang tidak kalah menarik, lho. Contohnya yang bisa kamu simak di sini adalah kisah Batu Kuwung, asal mula Telaga Biru, dongeng Putri Malu, dan masih banyak lagi. Kalau misalnya mencari dongeng-dongeng dari luar negeri, kisah tentang fabel atau binatang, dan cerita nabi, kamu pun dapat menemukannya di sini. Lengkap banget, kan? Makanya, kamu harus baca PosKata terus! PenulisErrisha RestyErrisha Resty, lebih suka dipanggil pakai nama depan daripada nama tengah. Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lebih minat nulis daripada ngajar. Suka nonton drama Korea dan mendengarkan BTSpop 24/7. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar. JAMBI - Pasar Modern Angso Duo berdiri sejak abad ke-18, yang awalnya bernama Pasar Rakyat Meja Batu. Pasar Rakyat Meja Batu ini berubah nama menjadi pasar Angso Duo pada tahun 1974 dan nama ini masih digunakan hingga sekarang. Pasar ini awalnya hanyalah pasar kecil biasa, dan seiring berjalannya waktu, semakin banyak pedagang yang berjualan di pasar rakyat meja batu dan sekarang menjadi pusat pasar terbesar di Jambi. Semakin berkembangnya zaman, Pasar Angso Duo semakin ramai dikunjungi oleh masyarakat untuk berbelanja kebutuhan terutama pada saat libur. • UMKM di Jambi Mulai Bangkit di Tengah Pandemi Covid-19 • Honda Thamrin Jambi Tawarkan Layanan Purna Jual Dengan Standar Terbaru Keramaian pasar ini membuat area di Pasar Angso Duo mengalami kemacetan, tidak hanya kemacetan tetapi sampah-sampah juga menjadi masalah utama, karena terlihat sangat kumuh. Sehingga di bangunlah pasar modern Angso Duo pada tahun 2014, pembangunan selesai dan mulai ditempati pada tahun 2018. Setelah pindah ke bangunan baru pada tahun 2018 pasar Modern Angso Duo pun terlihat rapi, tidak terlihat kumuh lagi, dan area parkir sangat luas.

cerita rakyat jambi angso duo